Kamis, 21 Maret 2013

Inggris Defisit, Sterling Terapresiasi

Sterling naik ke level tertinggi dalam lima minggu terhadap euro seiring berkontraksinya manufaktur Jerman dan buntunya masalah bailout untuk Siprus yang memacu permintaan alternatif dari mata uang euro. Sementara itu obligasi pemerintah Inggris menguat.

Laporan lain menunjukan, data pinjaman sektor publik menunjukkan defisit yang lebih kecil dari perkiraan, sedangkan penjualan ritel mencatat pertumbuhan terkuat sejak Maret 2012. Kendati demikian, para analis masih tetap skeptis terhadap prospek ekonomi Inggris dan melihat kenaikan ini akan menambah daftar posisi Jual  Sterling.
Laporan lain menunjukan, Menteri Keuangan Inggris, George Osborne mengatakan, langkah-langkah baru untuk meningkatkan kepemilikan rumah tidak akan berisiko menyebabkan terulangnya gelembung perumahan yang mengantarkan kemerosotan keuangan negara seperti lima tahun lalu.

Sebelumnya, Osborne mengumumkan rencana untuk menjamin KPR sebesar 130 miliar pounds dari 2014 selama tiga tahun, yang memungkinkan bank memberikan pinjaman lebih untuk orang-orang yang tidak memiliki deposito besar.

Pemerintah juga berkomitmen mengeluarkan 3,5 miliar pounds (USD5,3 miliar) selama tiga tahun untuk pinjaman ekuitas bersama guna membangun rumah baru kurang dari 600.000 pound, yang memungkinkan pembeli dengan deposit 5 persen.

The Royal Institute of Chartered Surveyors, yang mewakili para profesional properti, mengatakan langkah-langkah ini sangat dibutuhkan,  namun pemerintah perlu berhati-hati tidak menciptakan gelembung perumahan lain.

Namun, Osborne memastikan rencana itu bijaksana dan tidak akan menempatkan Inggris kembali pada risiko ledakan properti, karena sebagian besar pasar perumahan Inggris itu saat ini datar. Demikian beberapa media ekonomi melaporkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar