Sterling naik ke level tertinggi dalam lima minggu terhadap euro
seiring berkontraksinya manufaktur Jerman dan buntunya masalah bailout
untuk Siprus yang memacu permintaan alternatif dari mata uang euro.
Sementara itu obligasi pemerintah Inggris menguat.
Laporan lain
menunjukan, data pinjaman sektor publik menunjukkan defisit yang lebih
kecil dari perkiraan, sedangkan penjualan ritel mencatat pertumbuhan
terkuat sejak Maret 2012. Kendati demikian, para analis masih tetap
skeptis terhadap prospek ekonomi Inggris dan melihat kenaikan ini akan
menambah daftar posisi Jual Sterling.
Laporan lain menunjukan, Menteri Keuangan Inggris, George Osborne
mengatakan, langkah-langkah baru untuk meningkatkan kepemilikan rumah
tidak akan berisiko menyebabkan terulangnya gelembung perumahan yang
mengantarkan kemerosotan keuangan negara seperti lima tahun lalu.
Sebelumnya,
Osborne mengumumkan rencana untuk menjamin KPR sebesar 130 miliar
pounds dari 2014 selama tiga tahun, yang memungkinkan bank memberikan
pinjaman lebih untuk orang-orang yang tidak memiliki deposito besar.
Pemerintah
juga berkomitmen mengeluarkan 3,5 miliar pounds (USD5,3 miliar) selama
tiga tahun untuk pinjaman ekuitas bersama guna membangun rumah baru
kurang dari 600.000 pound, yang memungkinkan pembeli dengan deposit 5
persen.
The Royal Institute of Chartered Surveyors, yang
mewakili para profesional properti, mengatakan langkah-langkah ini
sangat dibutuhkan, namun pemerintah perlu berhati-hati tidak
menciptakan gelembung perumahan lain.
Namun, Osborne memastikan
rencana itu bijaksana dan tidak akan menempatkan Inggris kembali pada
risiko ledakan properti, karena sebagian besar pasar perumahan Inggris
itu saat ini datar. Demikian beberapa media ekonomi melaporkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar